Pandangan
pertamaku tertuju pada seorang keyboardist, yang lagi asik bersama keyboardnya.
Oh… kenapa tiba-tiba perasaan aku menjadi ga karuan seperti ini? Ada rasa yang
tidak aku mengerti. Ah sudahlah, mungkin ini hanya perasaan gila saja. Akhirnya
aku mulai focus dengan aktivitasku sendiri sebagai seorang penyanyi (hehehe).
Tapi
lagi-lagi pandanganku kembali kepada pria itu. Hatiku mulai berbisisk, “Aku mengaguminya” mataku tak berhenti
untuk memandanginya. Oh Tuhan, begitu sempurna ciptaanMu. Hari itu berlalu
begitu cepat, aku pun harus berpisah dengan sosok yang kukagumi itu. Hmm…
Berharap esok bisa jumpa lagi.
Semenjak
pertemuan itu, kebahagiaan ku meningkat :D , tapi kali ini aku harus berpisah
lama dengan dia. Huft… haruskah seperti itu? Entahlah…
Dalam
diam hatiku bertanya-tanya, dari puluhan penyanyi disana, apakah aku terlihat
olehnya..?? (Pesimis)
Sudah
menjadi langganan, “Mengagumi tanpa
dicintai” ah biarlah.
Pada
kesempatan yang lain aku pun kembali berjumpa dengannya. Oh senangnya… saat
break latihan dia mendekatiku, Oh Tuhan, jantungku serasa berhenti berdetak…
Kenapa ini? Ada apa denganku? Aku berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja
dihadapannya. Aku ga mau dia tau, kalo aku mengaguminya. Pada saat itu aku dan
dia berbincang-bincang, yaa.. ngobrol tentang music githu.. Senangnya luar
biasa, hehehe.
Latihan
berikutnya, aku lagi asik fb-an, tiba-tiba dia berada dibelakangku,
seraya berkata “Add aku donk!” Saat
itu aku kaget, tapi aku selalu berusaha untuk tidak terlihat salah tingkah. Sebisa
mungkin untuk terlihat biasa-biasa saja.
Akupun
menjawab sapaan dia, “Emang Punya?”
hehehe, sontak dia cemberut. Tapi aku coba untuk menyampaikan pesan ke dia,
bahwa aku ingin bercanda. Saat itu aku buru-buru untuk mencari akun
facebooknya. Alhamdulillah, dengan ini komunikasiku akan berjalan lancar.
Mudah-mudahan saja begithu.
Ternyata
benar, suatu malam, aku chattingan dengan dia, saat itu aku merasa keanehan
terjadi pada dirinya. Dia menyampaikan kalimat seperti ini kepadaku “ Bolehkah aku meminta cinta darimu?”
saat itu aku kaget, apakah kalimat ini tulus dari hatinya?. Lagi-lagi aku
pengen terlihat biasa saja, akupun menjawab simple “ Aku ga punya cinta” aku tau itu bukan jawaban yang di inginkannya,
jujur aku ga tau harus jawab apa. Percakapan itu pun berlanjut, sampai akhirnya
dia minta nomor handphone ku, kaget… pastinya. Tanpa pikir panjang, aku kirim
nomor handphone ke dia. Kita sudah tukeran nomor handphone, itu tandanya apa?
Komunikasiku sama dia bakalan semakin lancar. Asyiiikkkk… malam itu aku bahagia
banget, orang yang aku kagumi, sedikit lagi bakalan dekat denganku. Hahaha…
Nomor
handphone sudah ada, akun facebook juga sudah ada, tapi aku merasa ragu untuk
menghubungi dia, merasa takut. Pokonya rasa itu bercampur aduk.. ah!! Kalo
begini tetap saja komunikasiku tidak akan berjalan lancar. Hmmm… nasib-nasib.
*****
Hari
ini adalah hari terakhirku berada di tempat itu, tempat dimana aku dan dia
dipertemukan. Sedih banget rasanya, dalam pikiranku bercampur aduk, melihat
komunikasi yang kurang sempuna, ditambah lagi aku harus meninggalkan tempat
ini, aku merasa, apakah aku dan dia bisa
bertemu lagi? Saat itu aku benar-benar takut kehilangan sosok itu. Diakhir
acara, dia kembali mendekatiku, tapi pada saat itu kondisinya kurang fit. Aku
pun bertanya “Kamu sakit?” Dia
menjawab “Iya”. Saat itu aku cemas,
ingin selalu didekat dia. Ingin menjaga dia disaat dia sakit seperti itu, tapi
pada saat itu aku harus pergi, aku harus menjalani tugasku di tempat lain.
Ingin banget berlama-lama di lokasi itu, tapi apalah daya. Dengan berat hati
aku meninggalkan dia, tak lupa aku mencium tangannya. Pamitan ke dia. Ingin
banget aku bilang ke dia seperti ini “
Kamu jaga diri baik-baik ya” tapi aku malu. Ah biarlah.
Sebulan
berlalu, aku kangen banget sama dia. Dia sedang apa ya? Apakah dia merasakan
hal yang sama dengan apa yang kurasa? Hmm MUGKINKAH???
Sekitar
5 bulan berlalu tanpa kabar darinya, akhirnya aku memberanikan diri untuk
menghubunginya, aku menelponnya. Kaget ketika dia bertanya seperti ini “Hallo, ini siapa?” Hah dia sudah lupa
denganku? Aku mencoba untuk positif thinking. “Masa kamu lupa?” sampai
akhirnya aku menjelaskan identitasku. Alhamdulillah dia ingat. “Maaf, Handphone ku rusak, semua kontak
hilang”.
Semenjak
aku menghubungi dia, saat itulah komunikasi kita semakin lancar, baik via
Handphone maupun via Facebook. Tiba-tiba tumbuh rasa yang tidak biasa, jauh
dari rasa yang aku rasakan sebelumnya, ternyata dia pun begitu, dia merasakan
hal yang sama.
Aku
ingin banget ketemu sama dia lagi, udah lumayan lama kita tidak bertemu, sulit
untuk kita menemukan waktu yang pas untuk bertemu, sampai akhirnya pada awal
bulan September 2014, dia datang ke kost-kost an ku, selama kurang lebih 2 jam
kita berbincang-bincang. Waktu itu perasaanku sungguh ga karuan, aku bingung
mau ngapain, tatapannya padaku sungguh berbeda. Sampai akhirnya aku mengambil
sebuah gitar untuk menghilangkan rasa yang aneh ini. Semenjak pertemuan singkat
itu, kami pun di izinkan untuk selalu bertemu walaupun cuma sekali seminggu.
Aku
merasa nyaman banget saat berada di dekat dia, aku bahagia banget bersama dia.
Oh Tuhan, inikah jodoh yang Engkau pilihkan untukku?
Hubungan
kita semakin harmonis, sampai-sampai dia membicarakan masa depan, yup’z masa
depan kita berdua. Aku kaget kita dia mengajak aku untuk menikah ditahun ini.
What? Aku harus bilang apa? Semua diluar perencanaan masa depanku, dimana
perencanaan itu, aku harus wisuda dulu, kemudian bekerja. Lagian target aku
menikah itu di usiaku yang ke-24 Tahun. Semuanya ku bicarakan dengan dia, aku
ga tau, apakah dia mau menerima pernyataan seperti itu. Saat itu terlihat dia
sangat murung. Dia pun menceritakan sebuah cerita yang membuat aku hancur. Dia
harus segera menikah, orangtua nya sudah mempunyai pilihan untuk dirinya. Ya Allah,
apa maksud semua ini???
Saat
itu aku ga tau harus berbuat apa, disisi lain aku ga rela melepaskan dia, disisi
lain aku belum bisa untuk memenuhi keinginannya. Aku pun meminta waktu kepadanya kurang lebih 1
½ tahun lagi, sampai aku benar-benar siap.
Sampai
saat sekarang komunikasi kita terputus, dia meminta aku untuk melupakan dia,
aku benar-benar ga bisa, sungguh ga bisa. Itu permintaan yang ga mungkin aku
kabulkan. Tapi disini aku selalu merindukankan dia, berharap kita kembali
bersatu seperti dahulu. Sampai detik ini aku masih menunggu kehadirannya.
Be
Continue…..