Wednesday 10 October 2012

This is ELMOSS


Sudah menjadi lumrah hidup manusia didunia,
Yang datang pasti
akan pergi,
Begitulah diibaratkan dengan persahabatan ini,
Andai selepas ini kita tidak bersama lagi,
Memori bersama usah dilupakan,
Aku tahu dan pasti selepas perpisahan ini,
Kita pasti menangisi,
Menangisi sebuah ikatan nan suci,
Tatkala memori lama diungkap kembali,
K
arena disitulah persahabatan kita bersemadi. 
                                                                      Mega lidya sari,  20 juli 1992


Selepas perpisahan ini,
Aku pasti akan merindui tawamu,
Senyuman manismu,
Usi
lmu, manjamu yang penuh dengan jalinan indah,
Menjadi pengobat dikala duka,
Menjadi kekal persahabatan kita. 

                                                                         Mia anesta , 31 mei 1992

Kehadiranmu sahabat, bagaikan sinaran rembulan,
menerangi kamar hatiku nan sepi,
persahabat
anku padamu sahabat, ikhlas karena ilahi,
sungguh pun tiada ikatan darah antara kita,
namun itu bukanlah alasan untuk tidak bersama,
malah kuanggap kau umpama keluarga,
tatkala jatuh kita bangkit bersama,
tanpa dipaksa.


                                                                          Puspita sari , 5 maret 1992

Kuucapkan terima kasih atas persahabatan ini,
Andai dihitung selautan air,
Tak akan dapat menyamai persahabatanku padamu,
Kita tanami sebuah persahabatan,
Kita sirami dengan kasih dan persaudaraan,
Kita bagi dengan kejujuran,
Kita jauhkan marah dan kemarahan,
Kita jauhi  tangisan dan perpisahan.


                                                                     Eka syafniati, 08 maret 1991

Pernah suatu ketika kita bersengketa,
Persengketaan yang tidak dipinta,
Tanpa diundang dan dipaksa,
Namun itu bukanlah menjadi pengakhir sebuah perpisahan,
Kita bincang bersama duduk semeja,
Mencari seribu satu penyelesaian,
Yang baik jadikan tauladan,
Yang buruk dibuang jauh. 

                                                                 Osmayeni, 02 Oktober 1991

Aku ridha dengan takdir,
Asam dan garam sudah menjadi rencah kehidupan,
Kepasrahan yang harus diterima,
Untuk masa depan kita bersama,
Kekal untuk dulu, kini dan selamanya...
Andainya perpisahan mengundang tiba,
Hulurkanlah salam pemula bicara,
sucikan khabar di mata pena,
Dengan khabaran berita indah,
Pemula bicara sesama kita.





Kata indah yang pernah tercipta, sampai kapanpun hurufnya tidak akan pernah hilang, kecuali ALLAH SWT berkehendak lain.
Aduuh!!
Saya jadi meneteskan air mata jika mengingat semuanya.

No comments:

Post a Comment